Rabu, Desember 24

sms cinta berpantun ria

i/.

kutahu malam ini kau akan datang
membawa rindu di mata yang cerlang
namun hujan beranak gelombang
kau dan aku luput berpegang

kutahu isakmu kelam membayang
dalam ngilu sampai ketulang
dan malam semakin jalang
akupun hilang dikau seorang

ii/.

rasanya sepi terus menyala
derai hujan basah mendera
dalam cinta aku merdeka
karena hujan aku bersuara

akan hujan masuk tubuhku
mengaduk dingin mari berlupa
maka ingin diam membeku
menanti engkau yang tak ada

iii/.

derai malam semakin jauh
dari gerimis tempur melaju
entah kapan aku berlabuh
oleh cinta selimut rindu

adakah malam terus berlalu
enggan aku memeluk dingin
dengan hampa membalut kalbu
kutitip salam bersama angin

iv/.

bila malam kian membeku
menjadi sepi pada bayangmu
hanya aku diam termangu
mengenang dikau oleh cintaku

angin malam gerimis malam
tanah basah daun gelisah
walau rindu semakin kelam
kupaut juga sampai berdarah

v/.

seperti fajar mengejar embun
terbenam mimpi di zikir subuh
karena cinta aku tertegun
karena engkau masih jauh

mentari baru sepenggalah
sinar menyebar masuk jendela
kalau hati semaikan arah
maka kita akan bicara

vi/.

oleh sinar masih menguning
kapan langit mengurai panas
ingin aku duduk bersanding
agar engkau tak pernah lepas

langit mungkin akan berpaling
menuju biduk pangkal berawan
nyata engkau terasa asing
walau cinta masih bertahan

Sabtu, Desember 20

pengantin bulan


kita adalah pengantin
sehabis purnama, kita berpegangan
menghabiskan tengah malam
pada ranjang bulan, dan bahasa
merebahkan cinta yang semakin dalam
menuju sungai kecil, tempat
anakcucu kita mengenang pertemuan sepertiga
tentang kau dan aku yang selalu bergandengan

seandainya malam hanya mampu bicara pada
hati yang samar, maka rembulan itu, bergelombang
di bolamatamu, sebab kesepian ini
kita sama-sama mengerti
membawa perahu kita melewati sisa purnama
menjadi dongeng yang jauh
di dasar cintaku untukmu

adinda, kubawa sepilihan sajak untukmu
mengerti, maka semuanya berkejar-kejaran
melalui matamu, duh matamu yang terang
dari rembulan itu, aku rebah di antara
kesederhanaan itu, kita adalah pengantin sebuah pertemuan
dengan purnama kita berpegangan
dan terus berpegangan

Jumat, Desember 19

sang pengantin

masuklah segala cinta itu
di antara bulu-bulu rembulan
dimana kita akan selalu berpegangan
dalam cinta yang semakin dalam

Kamis, Desember 18

percakapan mawar


aku akan mengerti
bila kekosongan
yang kau sebutkan
dapat kumasukkan
dalam tangkai mawar ini
dan kaupun sejenak memahami
siapa yang sedang menjalin cinta
lewat kelopak-kelopak baru
pada dunia yang juga baru

di ranting-ranting itu, aku menemukan
semua inginmu, karena kita
adalah sepasang pengantin
yang muncul di atas gumpalan embun
dan matahari, menajadikan semua
bergerak menyusuri gurat daun
dengan musim yang mekar di pohon kita

dan kepahaman yang kau
dapat kan padaku
adalah cinta sesungguhnya
bahwa kita telah berubah sendirinya
melalui lubang-lubang cahaya
tempat sukmamu tenggelam
di dasar sukmaku


duh, sebenarnya kita semakin
mengerti, bahwa kehidupan
dengan cinta ini
berada dalam barah yang pergi
betapa aku akan
mencintaimu
sepenuh hati
sampai kelak aku dikenang lewat puisi

Minggu, Desember 14

Memandangku


memandangku dari kejauhan
adalah mencari cinta yang hilang
ketika kau berpaling
dari arti dan rahasia kesepian

memandang tak harus
ku bicara pada mata kita

ada jejak kehidupan yang merangkak
menuju cahayanya di waktu pagi
sampai semuanya sublim di denyutku

Jumat, Desember 12

kepada adinda

adinda, aku memanggil sukmamu
dalam kedalaman rinduku
agar kau mengerti, bahwa kita telah beku, biru

Mengapa kau menantiku

; Gadis Ungu

kau layangkan sejuta pesan
dalam rindu

tapi aku buta untuk mengeja semua itu

Cha, hari mulai gelap
selimuti hatimu
dengan tanganku

karena dingin yang menggumpal
di dadamu, adalah sunyi
yang menari di musim berlariku

mengapa kau menantiku
dalam sajak, dalam sukmamu

Kamis, Desember 11

Kata sebelum lelap


kujadikan malam ini
sebagai lakon
yang menggumpal diam
agar kau mengerti
betapa aku menginginkan dirimu

Sajak Manja


kutangkap cahaya lampu
yang berputar di
taman kota
lalu kumasukkan
di bolamatamu

menuju kedalaman cinta
yang selaksa...

kau dan aku
bergetar dalam bayang-bayang
yang nyala di denyut
jantung malam

kupu sayap ungu


semakin aku tak memahami
kemana dirimu akan terbang
menuju mawar-mawar
dan kuntum di bawah embun

pada hembusan seranting
kulafazkan zikir-zikir cinta
untuk temui senyummu
di lingkaran kelopak rindu
yang selalu tandas di kepak sayapmu

kupu sayap ungu
terbanglah kedalam getar sukmaku
pada waktu tentang ruhku yang terlelap bisu

Selasa, Desember 9

Surat


kita tak harus menjadi sebuah mitos
yang tersimpan di ruang-ruang kosong
dan masing-masing jadilah diri sendiri
sebelum mencintai
apakah pertemuan kembali
layaknya tangan-tangan dahulu
mengguratkan sendu sepi rindu

Ni, Oktober-Desember kita
membungkamnya dalam catatanku
yang masih sendiri
tapi hati ini mengingat kembali
kemana sisa janji
telah hilang, telah mengutukku
untuk pergi


di surat-surat yang kita tunggu
aku hanya penyair kelabu
baiknya kulupakan semua
di bulan merah jambu

Daun


di gurat-gurat sendu
tentang sajak
yang sederhana

cinta sepertinya
melepuh, dalam sepi dan dilema

bergelombang
di sisa embun waktu pagi
kepada rindu
yang lenyap dalam mimpiku
karena, dalam kesehajaan ini
telah kulabuhkan mata
merenangi gurat sunyi cintamu
yang bergolak di kedalaman sukmaku

Senin, Desember 1

tentang rindu

segalanya hilang
segalanya tak ada