Jumat, Oktober 31
adakah matahari lain
yang dapat temani aku
melangkah menembus dinding musim
sebab cuaca yang ibu titipkan padaku
adalah pilihan dunia yang tak pernah selesai
adakah matahari lain yang dapat buatku bertahan dalam waktu
biar paralaks musim terus berganti
membolak-balikkan kata-kataku
aku ingin matahari lain
agar tak ada yang menjangkau
langitku
menuju cintamu
Minggu, Oktober 26
aku harus bagaimana
agar lampu ini tak padam
dan kata-kataku yang jadikan sumbunya menyala samar
bukan suatu rahasia bagimu
ini cinta membiarkan bolamatamu
mereadup, dan berakhir pada tarikan napasku yang bergerak di antara lubang angin
perlahan dan semakin redup
malam di bolamatamu
adalah kedinginan kepada lampu
yang hampir padam
tak ada cinta yang mengaduk diammu
menjadi sepotong rindu
hanya sisa airmata yang mengurai sendiri
menjadi beku
mata gitar yang kugantung di sudut kamar ini
tiba-tiba bergetar main sendiri, seperti desahan napas gaib tengah bersamadi
"cinta kubiarkan menyerah, " katanya padaku
tapi, kabar yang sempat kuterima
seperti mitos-mitos abadi
ketika ibu mengatakan padau
" kau tahu pangeranku, sebab cinta kaupun ada,"
aku hanya manggut manyun
sambil melenggang pergi bermain
ketika orang-orang seperti ibuku mulai mengganggu
kata-kataku, aku ketakutan
mereka menjadi hantu yang datang di setiap sepiku
dan selalu aku yang menyerah
mereka bangga mengalahkan aku
lalu kutampar wajah gitar itu
sampai bibirnya berdarah
ia bilang padaku
" inilah cintamu wahai serigala "
Rabu, Oktober 22
semakin aku tak memahami
di setiap tangkai mawar
yang pernah kususun di dalam uraian sajak
dan kala gerimis kita
berdiam di setiap kelopak
pada segala kerinduan
kau berayun tersipu di bolamataku
engkau nona, hanya dalam ingatanku
yang menjadi hantu di kala aku mainkan sebuah lirik lagu
seolah bayangmu membisikkan lagi
harapan-harapan yang pernah kutinggalkan untukmu
namun, gemuruh dadaku berontak
mengingat semuanya, dalam esokku, dalam bahasaku
aku ingin kau pergi, mati dalam rupa sajakku
matinya mawar yang mengurai
seperti hujan yang tak pernah kau harapkan
untuk menetes
seperti pagi yang tak kunjung datang
berhentilah nona, kau sembunyi di balik tali-tali gitarku
aku ingin bernyanyi, berhentilah kau menjadi ruh dalam nyanyiku
aku ingin kau pergi, dengan semua yang telah kupilih
aku lelaki yang sepi, berjalan dari kesunyian, menapaki nasib diri
semakin aku tak dapat memahami
di setiap tangkai mawar
kepada gerimis, beserta lagu-lagu yang kunyanyikan
Rabu, Oktober 15
apakah yang kau katakan padaku
agar aku jalan-jalan itu
semakin dekat berlabuh
tapi adalah mati
dalam sunyi yang paling tak dimengerti
Sabtu, Oktober 11
; kepada Rahma
selagi kau dapat bertahan
walau sulit sempit
dan pikir yang enggan
sedang rindu kejam menghimpit
sejauh kau yakini bisa
tangkaplah dia
reguk resap dalam dada
tentang sepi-sepi yang cinta
Sekayu, 2008
Selasa, Oktober 7
engkau betina, di dalam rumahku yang dingin
mengaduk beku, menggempur dalam bongkahan rindu
nyelusup mati ke dalam diri
engkau betina, sepi, batu
2008