Selasa, April 28

Lovimemo

bisikkan padaku

arti mimpimu yang abadi

masuklah ke dalam batok kepalaku

menyeru napas-napasku

selamanya

atas segala makna

yang menguak di ujung pagi


ambillah matahari

kemudian taruh di puncak puisi

biarkan kita saling mengerti

bersama cahaya yang bermekaran

di bayang-bayang ilafi

Kamis, April 23

Album Kenangan I

; yen


bagi yang pertama dia terbuka

dunia lain tapi entah

siapa telah menjadi semacam bahasa

kemudian berubah dalam sunyi gelisah


mengingat kamu, mengingat sepilihan warna

yang kau gerai di bidang kanvas

seperti wajah yang tersenyum menggoda

dan pergi begitu saja tak bersyarat lepas


Album Kenangan II

; helta


daun-daun di taman belakang

gugur sendiri, menjadi saksi

betapa cintaku meradang

menyelami sobekan nyeri


seperti itulah kiranya

dia menjadi ingatan kini

menjadi perasaan yang fana

cukup lama berkalang dalam hati


Album Kenangan III

; meta


di sinilah puisi-puisi patah

menjadi arti dalam hidupku

mencintai kamu, mencintai tak berarah

aku terbakar dalam gebalau rindu


suaramu yang menggetarkan sukma

senantiasa menjadi harapan

dan entah mengapa kini aku mampu bersuara

itu semua hanya cerita yang kukenangkan


Album Kenangan IV

; reni


kepada bintang pernah kusampaikan

di manakah kamu mengisi langitku

yang bertemu dalam keegoisan

hingga terpaku, kaku mengucap rindu

cobalah kau sendiri kenangkan

saat kutunggu di ujung gang


Album Kenangan V

; yuni

betapa banyak janji yang kau tuliskan

seperti api yang tak henti kulalui

kini kau terbang di puncak awan

wahai dikau yang kusebut merpati


kurasa inilah keadaan

tempat mengolah bahasa hati

dan sekarang kukatan

tak ada lagi namamu kini


setiap pesan menyerbu

adalah kamu yang datang

masuk kedalam kalbuku

kata-kata gombal

melintasi gelombang demi gelombang

mengoyak mimpi

yang tak sempat dikukuhkan

dalam kalimat istirah


kemudian, panas tak henti

mengisi lubuk-lubuk rindu

ah...aku tak mungkin

kehilangan alamatmu sayang

alamat yang senantiasa

harapan dari kalbu dan ruh

Jumat, April 17

Masih Ada Cinta

masih ada cinta
yang tersirat di ujung telepon
dimana kata-kata
tak pernah habis
kita bakar bersama
beribu kerinduan
yang tak mampu ditampung lagi
dalam cinta, dalam keluguan sepasang perasaan

dan kata-kata menjadi teman sejati
manakala harapan-harapan
menggantung di ujung telepon
tentang malam-malam sebelas
yang termaktub oleh risalah hati kita
bergetar tanpa peduli lagi
bagaimana sesungguhnya malam itu
menjadi mimpi penuh igau
kosong,bagi kalimat yang terkirim
melalui gerak gelombang
hingga segalanya luruh
dalam risau tak berteman
akan cinta yang ada, bagi jiwa
antara kita, adinda

Senin, April 13

Wolficha

sekedar frasa sederhana
yang kuambil
dari tangkai mawar

sedikit lebih ringkas
dibandingkan legenda
bukit siguntang

tentang prasasti
yang bertuliskan perasaan dan cinta
kubiarkan ia kepadamu
kelopak-kelopak baru yang tumbuh
atas mata dan kalbu

sekedar penolakanku terhadap
cinderella atau puteri kembang dadar
oleh karena kamu
dongeng tak akan berarti
untuk mendapatkan seorang puteri
karena kaulah puteri itu
yang bukan dongeng bagiku

Jumat, April 10

Pengertian Anggur

hanya jiwa yang kita padukan dalam mabuk ini. entah berapa cawan lagi, lubuk paling dalam dari mabuk menghabiskan riwayat sepi kita, dinda. hingga paripurna hayat kita berpelukan di atas ranjang pertemuan, dimana buah pergulatan itu mengalirkan tangis pertama dalam ketukan siang malam. beserta kelambu subuh yang mendekap tangis membangunkan lelap kita. ah terlalu larut memang, pengertian anggur ini. sampai percakapan ini menuju kebeningan abadi. kepada sajak-sajak yang kutuliskan bersama anyir darah. kepada kalbu yang bersimpuh di ujung waktu.

Kamis, April 2

Di Matamu Rohku Terbakar

pertemuan pertama itu. tiap aku kenangkan kamu. malam melipat perasaan mengetuk kalbu di ceruk hayatku dan memburu pada sepi airmataku.

adalah aroma tubuh, senantiasa terbaring di lenguh napasku, semacam hasrat yang mesti dituntaskan di matamu. hingga terbakar rohku mendekapmu.

Matamu

adalah sungai yang mengalir
dengan tepian-tepian
dan lubuk-lubuk

tempat segala rindu dan cinta
jatuh, tenggelam hingga ke muara