Rabu, Juni 17

Munajat Putusasa

- bagi Nisa Amalia

tak perpisahan sempurna bagimu. hanya suara mendesing di ujung perempatan. menjelma gelisah dan terbakar di tangan. ah..guratan itu telah mengerak bahkan gosong dimakan kecemasan. sementara memori-memori tentang dunia lain. mengendap sendiri. larut dan kalah.

tak apa. aku sudah biasa tersenyum tenang, walau hatiku menangis*. berjalanlah, berjalanlah membiakkan lagi kedunguan dan kemabukan yan tak pernah usai. dan biarkan kusendiri, tanpa kau coba menuntunku**.

sujud putus asa darinu. menyingkap bulan-bulan yang aus tergantung di pohom mawar. sembari memainkan duri-duri, serbuk sari dan kelopaknya gugur. dan cha..ingatkah engkau dongeng-dongeng negeri atas. kita sembunyi, terdiam di balik awan dan melihat di balik hujan***. lima anak manis dan manja bermain di situ. cha...


* walau habis terang (peterpan)
**terbaik dan terindah (peterpan)
*** di balik awan (peterpan)

0 yang bernyanyi: