Sabtu, Agustus 29

Riwayat Rindu

kenangan yang kau serak di halaman patah sudah. bagai ranting-ranting yang meranggas kala kemarau. gugur perlahan menutupi jendela tempat kau melihat matahari terbenam. saat itu, tanganmu lebih mengerti arah angin yang menuntun langkahku. aku mencium nafasmu melalui nafasku dengan satu tarikan saja.

dan tanganmu menyimpan tangis dalam rencana yang mengisi tapak-tapaku. tanpa kau ungkap padaku sebuah riwayat di mana kau pernah di lahirkan lewat pohon tanpa kisah.

engkau mungkin lebih paham dariku. bagaimana kerinduan datang dengan tiba-tiba begini rupa di antara pesan-pesan tak bernama. ia menolak buku-buku bernuansa prosa. karena yang diinginkannya adalah pertemuan.

tapi kukira biarlah kita dilumatkan kesepian dengan kemenangannya. atau mungkin lebih tepatnya kita dipisahkan selamanya agar rindu mengekal dari naluri kita yang palin dalam. dan kita tak akan takut kepada sunyi selain pertemuan yang akan menghabiskan segala rindu kita.

bukankah engkau pernah mengajariku untuk mencintai rembulan separuh. di situ kesejatian yang kau berikan padaku hanya penyempurnaan di mana kita tak akan pernah menjangkaunya

kukira aku tamat dan tak perlu mengulanginya lagi dari segala ingatan
dan keharusan untuk terus melupakan pertemuan kita yang porak-poranda
dituntaskan oleh remaja.

0 yang bernyanyi: