Kamis, Agustus 6

Isyarat Lalu

teringat yuni

kau tahu
bekuan nafasmu
serupa mayat di atas
geladak ini
takkan mampu
mengembalikan
bayang-bayang dirimu
yang kau tanam
di setiap garis tanganku

dengan cara meniupkan
aroma garam ke bola mata
aku menghadirkan kamu
di pokok pohonan
dan angin desa
maka, tergeletaklah senyummu
yang memar
melalui foto-foto
yang kusimpan di pohon angsana

sementara,aku menuliskan kerinduan
dengan airmata. kertas dan laut
memabukkan kesepian
kemudian di bawah oleh
kapal menuju pelabuhan

0 yang bernyanyi: